Artikel

Sando Pea dan Pembollo’: Praktik Pengobatan Tradisional Masyarakat Adat Kaluppini

Nurbaya| 4 April 2023

Kaluppini, masyarakat adat yang ada di Sulawesi Selatan, memiliki banyak ritual yang dilaksanakan sepanjang tahun. Upacara ritual yang paling agung adalah upacara Maccera Manurung yang diperingati setiap delapan tahun sekali.

Secara umum, masyarakat adat Kaluppini memiliki dua macam ritual, yaitu rombu tuka dan rombu solo. Rombu tuka mencakup semua ritual yang berhubungan dengan kehidupan dan kebahagiaan, sedangkan rombu solo mencakup ritual yang berhubungan dengan kematian dan kesedihan. 

Salah satu sosok penting pada masyarakat adat Kaluppini adalah sando pea. Sando pea merupakan istilah untuk dukun anak, yaitu laki-laki berusia lanjut yang dipercaya memiliki kemampuan dan pengetahuan lokal dalam membantu persalinan. Mereka bertanggung jawab dalam memimpin ritual tertentu dan memberikan nasihat bijak kepada masyarakat terkait berbagai hal baik tentang hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Sando pea berperan penting dalam berbagai ritual rombu tuka yang khusus terkait dengan kehidupan ibu dan anak, seperti ritual ma’cera ba’tan, ma’paka’tan, dan ma’cera. Namun, peran utama sando pea adalah membantu proses persalinan ibu, membantu mengurus bayi, dan menjadi rujukan pertama ketika anak sakit. 

Pada masyarakat Kaluppini, mereka yang menjadi sando pea dipercaya mempunyai keahlian dan keterampilan dalam membantu proses persalinan ibu dan pengetahuan tentang pengobatan tradisional dari berbagai tumbuhan yang disebut sebagai pembollo’. Pembollo’ merupakan ramuan tradisional dari tanaman lokal yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit pada anak.

Ketika anak sakit, orang tua akan merujuk anak mereka ke sando pea yang telah membantu ketika anak tersebut lahir. Sando pea akan memberikan pembollo’ untuk mengobati penyakit anak. Jenis tumbuhan yang banyak digunakan sebagai pembollo’, yaitu unyi’ (kunyit), lasuna lea (bawang merah), daun paria, ca’ku (kencur), kaju canning (kayu manis), kariango (jerango), dan panini (bangle). Tumbuhan tersebut mudah didapatkan karena tumbuh liar di sekitar rumah masyarakat adat Kaluppini. Bahkan, tidak sedikit warga yang sengaja menanamnya di pekarangan rumah.

Ramuan pembollo’ biasanya dicampur dengan air, air kelapa, atau madu. Gunanya untuk memberikan rasa manis dan memudahkan anak untuk meminum ramuan tersebut. Ada yang diberikan untuk diminum, ada juga pembollo’ yang hanya diusapkan di kepala atau di badan anak. Pembollo’ dipercaya dapat mengobati demam, batuk, sakit perut, masalah cacingan serta meningkatkan nafsu makan pada anak.

Kunyit merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti antioksidan, anti-inflamasi, dan anti-kanker. Bahkan, pada awal pandemi Covid-19, kunyit menjadi salah satu ramuan tradisional yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Bagi masyarakat Asia, kunyit tidak hanya untuk pengobatan, tetapi juga untuk kebutuhan kuliner dan sebagai suplemen tambahan.

Jenis tanaman tradisional yang juga banyak digunakan adalah bawang merah. Masyarakat adat Kaluppini telah menggunakannya sejak dulu untuk mengobati demam, terutama di kalangan anak-anak. Studi tentang penggunaan bawang merah sebagai obat tradisional ditemukan dalam berbagai penelitian. Studi pada masyarakat Jawa Barat menyebutkan bahwa sebagian besar orang tua (86,8%) menggunakan bawang merah yang dicampur minyak untuk mengobati demam dan batuk pada anak. Lebih lanjut, penelitian ini menyebutkan bahwa para orang tua lebih memilih pengobatan tradisional karena lebih alami, tanpa campuran bahan kimia dan tanpa efek samping.

 

_________

Sumber Referensi

Jafarirad, S., Mansoori, A., Adineh, A., Panahi, Y., Hadi, A., & Goodarzi, R. (2019). Does Turmeric/curcumin supplementation change anthropometric indices in patients with non-alcoholic fatty liver disease? A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Clinical Nutrition Research, 8(3), 196.

Maulida, T. F., & Wanda, D. (2017). The Utilization of Traditional Medicine to Treat Fever in Children in Western Javanese Culture. Comprehensive Child and Adolescent Nursing, 40(1), 161–168. https://doi.org/10.1080/24694193.2017.1386985.

Nugraha, R. V., Ridwansyah, H., Ghozali, M., Khairani, A. F., & Atik, N. (2020). Traditional Herbal Medicine Candidates as Complementary Treatments for COVID-19: A Review of Their Mechanisms, Pros and Cons. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2020. https://doi.org/10.1155/2020/2560645.

Nurbaya, & Chandra, W. (2021). Sando Pea: Between Tradition and Health Challenge among Kaluppini Indigenous People. Antropologi Indonesia, 41(2). https://doi.org/10.7454/ai.v41i2.12988.

Nurbaya, Chandra, W., & Hapsari, P. W. (2020). Traditional Medicine for Children among Kaluppini Indigenous People in South Sulawesi. ETNOSIA : Jurnal Etnografi Indonesia, 5(2), 319–331. https://doi.org/10.31947/etnosia.v5i2.9905.

_________

Ditulis oleh Nurbaya, nurbaya.m.gizi@gmail.com

Editor: Dian Andika Windah & Tiya S.

Ilustrasi oleh Redaksi Jalur Rempah

Konten ini dibuat oleh kontributor website Jalur Rempah.
Laman Kontributor merupakan platform dari website Jalur Rempah yang digagas khusus untuk masyarakat luas untuk mengirimkan konten (berupa tulisan, foto, dan video) dan membagikan pengalamannya tentang Jalur Rempah. Setiap konten dari kontributor adalah tanggung jawab kontributor sepenuhnya.

Bagikan:

Artikel Populer

Annyorong Lopi: Tradisi Peluncuran Perahu sebagai Upaya Revitalisasi dan Rekonstruksi Jalur Rempah di Kabupaten Bulukumba

19 April 2022

Gigi Balang: Jejak Budaya Melayu di Tanah Betawi

28 September 2022

Pulau Tidore, Penghasil Cengkeh & Perannya dalam Perdagangan Dunia

23 Oktober 2020

Artikel Terbaru

Telusuri Kekayaan Historis dan Budaya Kepulauan Selayar, Muhibah Budaya Jalur Rempah Kembali Digelar

24 November 2023

Ajak Nelayan Jaga Keberlangsungan Laut, Kemendikbudristek Gelar Lomba Perahu Layar Tradisional

24 September 2023

Antusias 140 Nelayan Adu Cepat dalam Lomba Perahu Layar Tradisional dan Upaya Regenerasi ke Anak Cucu

24 September 2023

Artikel Terkait

...

Pulau Tidore, Penghasil Cengkeh & Perannya dalam Perdagangan Dunia

admin

23 Oktober 2020

...

Laskar Rempah Mengenal Cengkeh sebagai Tanaman Budidaya dan Budaya

admin

16 Juni 2022

...

Cagar Budaya di Pati: Sejarah Akulturasi dan Jejak Perdagangan Rempah

admin

18 April 2021