Di dalam kepercayaan masyarakat Kanekes (atau yang juga dikenal dengan sebutan suku Baduy) di pedalaman Provinsi Banten, menenun merupakan wujud dari ketaatan yang dilakukan para perempuan Kanekes terhadap adat turun temurun. Wujud ketaatan ini bisa dibilang unik, selain itu produk yang dihasilkan pun memiliki nilai kearifan lokal yang kuat, begitu khas hingga menjadi ciri dan pembeda bagi masyarakat Kanekes.

Tenun masyarakat Kanekes ini diyakini mengungkap estetika dari alam sekitar pegunungan Kendeng, coraknya mencerminkan sikap hidup dan adat istiadat yang masih dijaga sebagai warisan nenek moyang. Selain itu, kain yang mereka produksi juga memiliki ragam hias yang mencerminkan filosofi hidup mereka.

Dalam masyarakat Kanekes Luar (Badui Luar), kain tenun yang mereka hasilkan akan didominasi warna hitam dan biru tua sebagai warna yang familiar. Sedangkan untuk masyarakat Kanekes Dalam, kain tenun yang mereka hasilkan akan didominasi dengan warna putih, hal ini diyakini memiliki arti suci sekaligus aturan yang belum terpengaruh dengan budaya luar.

Foto: Liputan Redaksi Jalur Rempah