Perkembangan Makassar Menjadi Kota Pelabuhan Dunia di Jalur Rempah Abad XVII
Perkembangan Makassar Menjadi Kota Pelabuhan Dunia di Jalur Rempah Abad XVII
Abd. Rahman Hamid[1], Rifal[2], Asmunandar[3]
e-mail: abdul_pasca@yahoo.com
Abstrak
Artikel ini membahas perkembangan Makassar menjadi kota pelabuhan dunia. Untuk menjelaskan itu maka perlu menjawab tiga pertanyaan berikut: (1) Bagaimana posisi Makassar di jalur rempah? (2) Bagaimana jaringan perdagangan rempah di Makassar? dan, (3) sejauh mana perdagangan dan jalur rempah berpengaruh terhadap perkembangan Makassar menjadi kota dunia? Studi ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Bahan yang digunakan adalah sumber lokal Makassar dan sumber asing Portugis, Inggris, dan Belanda. Hasil penelitian menemukan bahwa perkembangan Makassar merupakan kombinasi dari faktor geografis, perdagangan rempah, dan kebijakan politik lokal. Letak Makassar sangat strategis dalam jaringan Selat Makassar, Laut Banda, Laut Flores, dan Laut Jawa sehingga dapat tumbuh menjadi entrepȏt dan pusat perdagangan rempah terkemuka di kawasan timur Nusantara. Semua pedagang asing yang terlibat dalam perdagangan ini membangun pemukiman dan loji di Makassar. Penduduk Makassar giat berdagang di Maluku dan mendapat dukungan dari pedagang Portugis, Inggris, dan Denmark. Penguasa Makassar menjalankan kebijakan laut dan pelabuhan bebas. Semua itu membuat Makassar cepat berkembang menjadi kota pelabuhan dunia yang bersifat kosmopolitan di jalur rempah pada bagian pertama abad XVII.
Kata kunci: Makassar, perdagangan rempah, jalur rempah, kota pelabuhan dunia
Abstract
This article discusses the development of Makassar as a world port city. In this regard, three questions need to be answered: first, what is the position of Makassar in the Spice Routes? Second, what is the pattern of the spice trade in Makassar? And lastly, how far did the trade and spice routes influence the development of Makassar as a world city? This study uses historical methods consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The sources used are local Makassar sources and Portuguese, English, and Dutch foreign sources. The results show that the development of Makassar as a world city is a combination of geography, spice trades, and local political policies. Makassar's position is very strategic in the Makassar Strait, Flores Sea, Banda Sea, and the Java Sea network to grow into a leading entrepȏt and spice trade hub in the eastern region of Nusantara. All foreign traders involved in the spice trade built their settlements and logs in Makassar. The Makassarese were very active in trading in the Moluccas and had the support of Portuguese, British and Danish traders. The Makassar rulers carried out a policy of free seas and ports. All of this made the port quickly develop into a cosmopolitan world port city in the spice routes in the early XVII century.
Keywords: Makassar, spice trade, spices route, world port city
__________
[1]Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
[2]Universitas Negeri Makassar
[3]Universitas Negeri Makassar
Editor: Moh Atqa & Doni Ahmadi
Sumber gambar: Johannes Vingboons
Konten ini dibuat oleh kontributor website Jalur Rempah.
Laman Kontributor merupakan platform dari website Jalur Rempah yang digagas khusus
untuk masyarakat luas untuk mengirimkan konten (berupa tulisan, foto, dan video) dan
membagikan pengalamannya tentang Jalur Rempah. Setiap konten dari kontributor adalah
tanggung jawab kontributor sepenuhnya.