Artikel

Arka Kinari: Sejarah Kapal, Titik Pelayaran, & Jadwal di Jalur Rempah

admin| 2 Oktober 2020

Sekilas Sejarah

Kapal Arka Kinari adalah sebuah kapal klasik berukuran 18 meter, dengan dua layar dan dilengkapi dengan panel surya. Hal ini yang membuat kapal milik dua musisi lintas benua, Grey Filastine (Amerika Serikat-Spanyol) dan Nova Ruth (Indonesia), berlayar menggunakan tenaga angin dan menjadikan perjalanan Arka Kinari bebas karbon.

Pada mulanya, kapal ini adalah sebuah kapal bernama Neptune I yang diluncurkan pada 1947 di Rostock, Jerman, dua tahun setelah perang dunia dua berakhir. Kapal bertiang satu ini selanjutnya berganti nama menjadi Mariosa dan difungsikan sebagai penangkap ikan, di mana badan kapal ini didesain khusus untuk bisa mencapai kemiringan yang cukup untuk mengambil jaring ikan lebih mudah. 

Barulah di pelabuhan Rotterdam, salah satu pelabuhan terpenting di benua Eropa, Mariarosa kemudian berganti menjadi Arka Kinari. Nama ini sendiri diambil dari dua bahasa, taitu Arka (Latin) yang berarti menahan atau memertahankan, dan Kinari (Sansekerta) yang berarti musisi penjaga kehidupan. 

Titik Pelayaran & Persinggahan

Pelayaran kapal ini merupakan kampanye krisis iklim dan kelestarian laut, juga sebagai proyek transaksi lintas budaya—di mana tim kapal akan rutin melakukan pertunjukan seni dan berkolaborasi dengan penduduk sekitar tempat di mana ia singgah. Sebuah perjalanan panjang Arka Kinari dari Samudra Pasifik menuju Indonesia untuk menyambangi beberapa titik jalur rempah nusantara. Dari mulai Sorong, Banda NairaSelayarMakassar, Benoa-Bali, hingga Surabaya.

Dalam proyek ini, tim kapal juga berkerja sama dengan Program Jalur Rempah dalam menyambangi peninggalan-peninggalan masa jaya jalur rempah dari mulai cagar budaya, hingga menampilkan warisan budaya tak benda, berkolaborasi dalam sebuah pertunjukan hasil lintas budaya serta melakukan edukasi ke generasi muda.

Pelayaran menuju kepulauan Jalur Rempah nusantara  ini dimulai dari 2019. Arka Kinari berlayar dari Belanda, Portugal, Maroko, Pulau Canary, Tanjung Verde, Trinidad, Menyusuri laut Karibia di Venezuela, Laut Pasifik Amerika dan Meksiko, Hawai, hingga dijadwalkan tiba di Indonesia pada September 2020.

Sorong, Papua. 2 – 11 September 2020

Banda Neira, Maluku. 16 – 22 September 2020

Selayar, Sulawesi Selatan. 27 September – 3 October 2020

Makassar, Sulawesi Selatan. 5 -10 October 2020

Benoa, Bali. 20 – 31 October 2020

Surabaya, Jawa Timur. 1 – 7 November 2020

Bagikan:

Artikel Populer

Baubau-Buton: Laskar Rempah Telusuri Jejak Sejarah dan Nikmati Tradisi Pakande-kandea

8 Juni 2022

Jalur Rempah, Jalur Budaya, dan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022

30 Mei 2022

Benteng Belgica: Jejak Perdagangan Rempah Dunia di Banda Neira

5 Oktober 2020

Artikel Terbaru

Telusuri Kekayaan Historis dan Budaya Kepulauan Selayar, Muhibah Budaya Jalur Rempah Kembali Digelar

24 November 2023

Ajak Nelayan Jaga Keberlangsungan Laut, Kemendikbudristek Gelar Lomba Perahu Layar Tradisional

24 September 2023

Antusias 140 Nelayan Adu Cepat dalam Lomba Perahu Layar Tradisional dan Upaya Regenerasi ke Anak Cucu

24 September 2023

Artikel Terkait

...

Benteng Belgica: Jejak Perdagangan Rempah Dunia di Banda Neira

admin

5 Oktober 2020

...

Jalur Rempah dan Kuliner ala Makassar Kaya akan Rempah

admin

22 Maret 2022

...

Seminar Internasional Dunia Melayu dalam Jaringan Perdagangan Rempah Dunia: Jalur Rempah, Perannya dalam Dunia Kesehatan, dan Peluang di Masa Depan

admin

21 September 2022