Artikel

Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022, Menyusuri 6 Titik Pelayaran bersama KRI Dewaruci

admin| 19 April 2022

Jakarta, April 2022 – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar Muhibah Budaya Jalur Rempah yang sebelumnya tertunda karena pandemi Covid-19. Kegiatan ini merupakan pelayaran menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci, kapal latih TNI Angkatan Laut yang membawa pemuda-pemudi pilihan dari 34 provinsi dengan tujuan untuk napak tilas Jalur Rempah Nusantara.

Pelayaran ini akan menyusuri titik-titik Jalur Rempah Nusantara, di antaranya 6 titik yang telah dipilih sebagai upaya menguatkan jati diri bangsa, mengenal kearifan budaya setempat, dan merayakan ketersambungan budaya jalur rempah. Pelayaran ditandai dengan Festival Jalur Rempah, mengangkat kekayaan alam dan budaya masing-masing titik singgah yang dirajut dari elemen budaya berupa seni, kriya, kuliner, ramuan, wastra, dan kesejarahan, di antaranya upacara penyambutan dan pelepasan KRI Dewaruci beserta peserta yang dimeriahkan oleh atraksi seni khas daerah, kunjungan ke situs cagar budaya, diskusi dan praktek budaya, pemutaran film, penanaman serempak pohon rempah, serta gala dinner bersama gubernur, walikota, dan stakeholder terkait. Di titik Ternate-Tidore, gala dinner dihadiri oleh Sultan Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Kegiatan ini sebagai upaya diplomasi budaya dan menguatkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Kita ingin melihat jalur rempah “dari geladak kapal kita sendiri”.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek, Hilmar Farid, Ph.D. mengatakan bahwa Jalur Rempah sebenarnya terbentang tidak hanya di Nusantara, tetapi sampai timur Afrika. “Nusantara (khususnya bagian timur) adalah hulu Jalur Rempah yang berperan dalam sejarah, bahkan jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa. Selain itu, Jalur Rempah menjadi penting untuk melengkapi agenda poros maritim dunia dari sisi kultural, yakni membangkitkan kesadaran maritim,” ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Dr. Restu Gunawan M. Hum. “Muhibah Budaya sekaligus untuk menyiapkan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia (World Heritage) dalam memperkuat diplomasi Indonesia dan meneguhkan sebagai poros maritim dunia,” jelasnya.

Jauh sebelum bangsa Eropa melakukan aktivitas perdagangan dunia, negeri ini pernah menjadi pemain penting dan pemasok utama dalam perdagangan dunia. Begitu pentingnya rempah-rempah bagi kehidupan manusia sehingga menjadi komoditas utama yang mampu memengaruhi kondisi politik, ekonomi, maupun sosial budaya dalam skala global.

Akibat dari lalu lintas laut yang padat dari Asia Timur, Timur Tengah, Eropa, dan sebaliknya, Jalur Rempah terbentuk akibat dari banyaknya peradaban yang saling berinteraksi. Jalur Rempah menjelma sebagai ruang silaturahmi sekaligus sarana pertukaran dan pemahaman antarbudaya, melampaui konteks ruang dan waktu, yang dipertemukan oleh laut, samudra, dan sungai.

Mengangkat kembali budaya rempah adalah upaya membangun ekosistem budaya dari hulu hingga hilir yang diharapkan didukung oleh semua pihak. Gerakan ini diharapkan menjadi kebangkitan atas kekuatan kebaharian, mengubah paradigma lama, dan membangun perspektif yang luas atas potensi alam dan budaya Indonesia untuk masa depan yang lebih baik.

Bekerja sama dengan TNI AL, Muhibah Budaya Jalur Rempah dimulai dari 1 Juni 2022 dan berakhir pada 2 Juli 2022 dengan mengarungi lintas samudra menyusuri enam titik Jalur Rempah: 1) Surabaya, 2) Makassar, 3) Baubau-Buton, 4) Ternate-Tidore, 5) Banda, dan 6) Kupang.

Peserta akan disebar dalam 4 titik pergantian atau pertukaran peserta: 1) Surabaya, 2) Makassar, 3) Ternate, dan 4) Kupang. Jumlah peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah setiap koridor pelayaran sebanyak 134 orang (126 laki-laki dan 8 perempuan), yang terdiri dari awak TNI AL KRI Dewaruci (80 orang), perwakilan provinsi (42 orang), pendamping/mentor (6 orang), dan media (6 orang).

Kegiatan ini bertujuan untuk menegaskan kembali keindonesiaan yang telah terhubung sejak lama dan diharapkan bisa membantu pembangunan berkelanjutan. Ketersambungan budaya dalam lintas daerah di Indonesia menjadi suatu esensi dari program Muhibah Budaya Jalur Rempah atas keberagaman pendukung budaya yang dipersatukan melalui kehangatan rempah-rempah, untuk mengembangkan dan memperkuat ketahanan budaya dan diplomasi budaya, memaksimalkan pemanfaatan Cagar Budaya dan Warisan Budaya Takbenda.

 

***

 

Direktorat Jenderal Kebudayaan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

 

Laman: jalurrempah.kemdikbud.go.id

Twitter: twitter.com/jalurrempahri

Instagram: instagram.com/jalurrempahri

Facebook: facebook.com/jalurrempahri

Youtube: Jalur Rempah RI

Bagikan:

Artikel Populer

Karaeng Pattingalloang: Tokoh Intelektual di Jalur Rempah Nusantara

31 Januari 2021

Sejarah Rempah dan Kaitannya dengan Potensi Pemanfaatan Komoditas Minyak Atsiri dalam Bidang Kesehatan

3 Februari 2022

Antusias Laskar Rempah dan Masyarakat Banda Naira Saksikan Lomba Belang Adat dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah

21 Juni 2022

Artikel Terbaru

Telusuri Kekayaan Historis dan Budaya Kepulauan Selayar, Muhibah Budaya Jalur Rempah Kembali Digelar

24 November 2023

Ajak Nelayan Jaga Keberlangsungan Laut, Kemendikbudristek Gelar Lomba Perahu Layar Tradisional

24 September 2023

Antusias 140 Nelayan Adu Cepat dalam Lomba Perahu Layar Tradisional dan Upaya Regenerasi ke Anak Cucu

24 September 2023

Artikel Terkait

...

Antusias Laskar Rempah dan Masyarakat Banda Naira Saksikan Lomba Belang Adat dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah

admin

21 Juni 2022

...

Revitalisasi Ekonomi Politik Jalur Rempah Maritim

admin

7 Februari 2022

...

Base Genep: Mencecap Sepiring Filosofi Rempah di Bali

admin

29 Juli 2021