Artikel

Pulau Tidore, Penghasil Cengkeh & Perannya dalam Perdagangan Dunia

admin| 23 Oktober 2020

Dari lima pulau kecil yang terletak di sebelah barat Pulau Halmahera, Tidore merupakan salah satu tanah penghasil utama cengkeh, di antara Ternate, Moti, Makian, dan Bacan. Dibandingkan kembarannya, yakni Ternate, Tidore memiliki wilayah yang lebih luas, yaitu 1.550 km². Pulau Tidore didominasi oleh Kie Matubu, gunung berapi tua dengan ketinggian 1730 meter di atas permukaan laut. 

Seperti masyarakat di Kepulauan Banda, untuk kebutuhan sehari-hari, masyarakat Tidore sangat bergantung sepenuhnya pada bahan makanan yang diimpor dari kepulauan lain. Hal ini dikarenakan tenaga mereka telah terkonsentrasi dengan tanaman cengkeh. Mereka berasumsi bahwa bahan makanan lain bisa diperoleh apabila cengkeh berhasil dijual. 

Meskipun sejarah mencatat bahwa Tidore merupakan penghasil cengkeh dan memegang peranan penting dalam perdagangan rempah dunia, namun budi daya tanaman tersebut baru dimulai perempat pertama abad ke-16. Pada masa itu, meski sama sekali tidak memiliki pelabuhan yang digunakan sebagai tempat kapal-kapal berlabuh, namun Tidore berhasil menghasilkan sekitar 1400 bahar cengkeh setiap tahunnya. Penguasa Tidore kala itu, memindahkan ibu kotanya ke pesisir, tidak lama sebelum kedatangan penjelajah Portugis, dengan alasan jalur pesisir berkaitan dengan melesatnya pemasukan perdagangan.

Pada masa Sultan Al Mansur berkuasa, ibu kota Tidore berada di Mareku dan menjadi pusat kekuasaan. Masyarakat Tidore memandang kota ini memiliki harkat tersendiri sebagai sumber kegiatan sultan. Mareku juga dipandang sebagai pusat kesaktian para sultan. Produksi rempah-rempah dan kemajuan perdagangan, berikut berakar dengan kuatnya agama Islam, menjadikan Tidore dikenal sebagai pusat cengkeh di Maluku yang utama

Saking suburnya cengkeh yang tumbuh di Tidore, masyarakat dari Kepulauan Banda pun sering kali berlayar dan berlabuh di kota Mareku untuk mendapatkan cengkeh yang ditukarkan dengan kain Gujarat. Para pedagang Tidore juga membantu saudagar Banda dalam mendapatkan simpanan cengkeh. Tercatat, barang dagangan cengkeh menjadi simpanan orang Banda dalam pertukaran dengan saudagar Teluk Persia dan pesisir Arabia pada abad ke-14.

Namun, masa kejayaan Tidore sontak hilang ketika Sultan Al Mansur mulai bersekutu dengan orang-orang Spanyol dalam mendirikan pasar untuk kepentingan transaksi perniagaan. Tidore yang sebelumnya bernama Tadore pada tahun 1521, menjalin aliansi perdagangan eksklusif dengan Spanyol. Di tahun sebelumnya pula, Tidore telah menjadi musuh berbuyutan Ternate yang telah bersekutu dengan Portugis dan telah mereka izinkan mendirikan benteng di Ternate. 

Hingga saat ini, jejak Jalur Rempah di Tidore yang terjadi di masa lampau, juga masih bisa kita rasakan. Hal ini bisa kita lihat dari peninggalan-peninggalan sejarah, seperti Benteng Tahoela, Masjid Sultan Tidore, Benteng Tsjobbe, hingga Dermaga Sultan Tidore, yang ditetapkan sebagai cagar budaya. 

 

__________

Sumber:

Razif & M. Fauzi. 2017. Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Adat Abad X-XVI: Kepulauan Banda, Jambi dan Pantai Utara Jawa. Direktorat Sejarah.

__________

Naskah & Editor: Tiya Septiawati

Sumber gambar: Sitanalarenny

Bagikan:

Artikel Populer

Kota Makassar: Beras dan Bandar Rempah Terbesar Asia Tenggara

14 Oktober 2020

Minyak Kemiri, Materi Dasar Pewarnaan Kain Tenun Gringsing

8 Agustus 2021

Inspirasi Jamu Rempah dari Zaman Majapahit yang Lestari hingga Masa Kini

14 April 2023

Artikel Terbaru

Ajak Nelayan Jaga Keberlangsungan Laut, Kemendikbudristek Gelar Lomba Perahu Layar Tradisional

22 September 2023

Hadirkan Pakar dari Berbagai Disiplin Ilmu, Kemedikbudristek Gelar Kajian Mendalam tentang Ketersambungan Jalur Rempah Nusantara dengan India, Timur Tengah, dan Cina

29 Agustus 2023

Saraba: Penghangat Tubuh, Pelengkap Cerita di Makassar

28 April 2023

Artikel Terkait

...

Inspirasi Jamu Rempah dari Zaman Majapahit yang Lestari hingga Masa Kini

Yesicha Maya Maulina

14 April 2023

...

Kerja Sama Hitu dan Jepara dalam Politik dan Perdagangan di Jalur Rempah

Amos

15 November 2022

...

Benteng Belgica: Jejak Perdagangan Rempah Dunia di Banda Naira

admin

5 Oktober 2020