Cerita dari Jalur Rempah: Gambir di Kepulauan Riau

admin

11 Juni 2021

Gambir atau getah gambir adalah sari yang diekstraksi dari tanaman yang juga memiliki nama Gambir. Hasil ekstraksi rempah ini kemudian diracik dan dibiarkan mengeras, ada yang dipotong menjadi beberapa bagian dengan bentuk beragam atau dibuat gulungan seperti bola.

Umumnya gambir digunakan masyarakat Indonesia untuk “Nginang”. Hal ini dilakukan karena khasiatnya yang mampu membuat napas lebih harum dan wangi, hal ini juga sekaligus membuat gambir juga sebagai bahan olesan pada gusi balita.

Kepulauan Riau menjadi salah satu penghasil Gambir di Indonesia. Meskipun bukan sebagai sentra utama penghasil gambir seperti Sumatera Barat. Gambir yang dihasilkan oleh Kepulauan Riau menyokong ekspor Indonesia ke beberapa negara seperti Bangladesh, India, Pakistan, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Prancis dan Swiss. Gambir juga tercatat dalam sejarah panjang Kepulauan Riau, sebagai komoditas maupun perekat hubungan dengan pulau di seberang.

Bibit gambir pertama yang ditanam di Kepulauan Riau berasal dari Sumatera. Tepatnya pada tahun 1743 saat Daeng Celak sebagai Yang Dipertuan Muda Riau II memimpin. Ia mengutus Punggawa Tarung dan Penghulu Jedun untuk mendapatkan bibit gambir dari Pulau Perca atau Sumatera. Kemudian bibit gambir ditanam di Pulau Bintan dan Batam.

Suksesnya penanaman gambir membuat perkebunan gambir menjadi salah satu penyokong perekonomian Kepulauan Riau pada masa lampau. Dalam beberapa literatur dijelaskan pada abad ke-17 gambir telah menarik perhatian pedagang Belanda. Banyak orang menganggapnya sebagai salah satu jenis tanah dan menyebutnya sebagai tera japonica. Hal ini dikarenakan sebelum sampai ke Eropa gambir lebih dahulu dibawa ke Jepang.

Kejayaan gambir di Kepulauan Riau berlangsung pada abad ke-18 dan puncaknya pada abad ke-19. Hal tersebut terekam dengan jelas dalam naskah arsip Belanda, baik itu dalam bentuk surat perjanjian atau kontrak, surat kabar, laporan perjalanan dan juga dalam kitab Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji. Selain itu aktivitas ekspor pada tahun 1820 hingga tahun 1830-an menjadi bukti lain peran gambir bagi kemakmuran Kepulauan Riau.

Bagaimana proses pengolahan rempah gambir dari ia masih berbentuk tanaman hingga dapat dikonsumsi? Juga, seperti apa kisah lain gambir dalam perdagangan rempah di Kepulauan Riau? Saksikan selengkapnya dalam video di bawah ini. Selamat menonton Sobat Nusa!

Bagikan:

Konten Jalur Rempah

Artikel

Foto

Video

Publikasi

Audio

Audio