Pala menjadi salah satu rempah yang paling populer di Indonesia terutama karena kisah panjang dari rempah istimewa ini yang membentuk sejarah bangsa. Membicarakan pala tentu tidak lepas dari Kepulauan Banda sebagai satu-satunya tempat penghasil pala dan membuat banyak bangsa tetangga hingga bangsa nun jauh datang ke Nusantara. 

Pada masa sekarang, rempah yang pernah digunakan sebagai ramuan dan bahan pengawet ini sudah tersebar dan ditanam di berbagai tempat di Indonesia. Pala tumbuh dengan jenis dan bentuk yang berbeda, menyesuaikan diri dengan letak geografis, kondisi tanah dan suhu udara yang berbeda-beda ketika ia ditanam.

Setidaknya terdapat 3 jenis pala, mulai dari pala lonjong atau jantan, pala bulat atau betina dan pala banci yang bentuknya menyerupai pala lonjong dan pala bulat. Perbedaan pala lonjong dan pala bulat sendiri sudah bisa terlihat sejak benih buah mulai muncul. Benih yang memiliki tonjolan menyerupai tanduk di ujungnya akan tumbuh menjadi pala jantan. Sedangkan benih pala betina cenderung rata di setiap bagian sisinya.

Hingga hari ini, masyarakat Banda sendiri masih banyak yang bergantung pada pala sebagai sumber penghasilan utama. Meskipun ada juga masyarakat yang memilih profesi lain dengan menjadi nelayan. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa selama berabad-abad, pala masih melekat erat dengan masyarakat Banda, sejarahnya, hingga nasib masyarakat yang tinggal. 

Menelusuri kisah pala di masa lampau tidak lengkap rasanya tanpa mengetahui bagaimana masyarakat Banda memposisikan pala dalam kehidupannya hari ini. Mari melihat sebuah tangkapan mata dari seorang anak muda yang telah lama merantau dan ingin kembali untuk mengangkat lagi kejayaan Banda lewat salah satu hasil alamnya. 

Jelajah Banda melalui Pala, sebuah video kolaborasi Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kemdikbudristek RI dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku. Selamat menyaksikan, Sobat Nusa!