Rempah dalam Toponimi Kampung-Kampung di Aceh

admin

28 Juni 2021

Nama menjadi sebuah unsur penting dalam kehidupan manusia. Tidak hanya pada makhluk hidup penamaan benda-benda juga memudahkan manusia dalam bertukar informasi dan berkomunikasi. Kemunculan nama-nama menjadi cara manusia mengkategorikan sesuatu yang ada di sekitarnya, yang juga dipengaruhi perkembangan zaman dan kisah-kisah disekelilingnya.

Dari hal ini, muncul bidang keilmuan seperti Toponimi. Toponimi adalah kajian dalam keilmuan linguistik yang membahas tentang asal-usul penamaan suatu tempat, wilayah, atau suatu bagian lain dari permukaan bumi. Hal ini termasuk yang bersifat alami maupun buatan.

Menurut Grounds, nama tempat memainkan peran penting dalam konstruksi sosial suatu wilayah. Ia juga berpengaruh dalam proses perdebatan untuk memberikan makna terhadap nama tempat tersebut.

Sebagaimana yang terjadi dengan penamaan kampung-kampung di Aceh. Beberapa kampung di Aceh memiliki nama yang menggambarkan peristiwa masa lampau dan berkaitan dengan perdagangan rempah pada masa kejayaan maritim Nusantara.

Di antaranya, Lampineung yang berasal dari kisah karamnya kapal yang membawa terlalu banyak pinang. Selain itu ada Klieng Cot Aron, nama suatu wilayah yang dipilih karena ditinggali oleh banyak orang India atau Kurdi yang memiliki kulit berwarna hitam legam.

Kisah-kisah tersebut diketahui secara turun temurun melalui budaya bertutur masyarakat Aceh, yang masih dirawat hingga hari ini. Juga dibantu para peneliti yang melakukan penelitian mendalam dari kisah tersebut dengan menghubungkannya pada penemuan lain seperti bukti-bukti arkeologis.

Sobat Nusa penasaran dengan banyak penamaan kampung lain di aceh yang membawa kita ke masa perdagangan rempah dulu kala. Ikuti kisah selengkpanya dalam diskusi pada video di atas ya. Selamat menyaksikan.

Bagikan:

Konten Jalur Rempah

Artikel

Foto

Video

Publikasi

Audio

Audio