Teatrikal Kura-Kura Berjanggut, Suatu Ketika di Bandar Lamuri

admin

25 Juni 2021

Aceh sebagai daerah penghasil lada pasa masa perdagangan rempah memiliki peran yang penting dalam simpul Jalur Rempah. Beberapa jejak peninggalan masa kejayaan jalur perdagangan maritim nusantara masih dapat kita temui hingga hari ini. Diantaranya Meriam Lada Secupak, bahasa, tari, dan juga kisah menarik yang tertuang dalam salah satu karya sastra seorang penulis muda kelahiran Banda Aceh. Kura-Kura Berjanggut karya Azhari Aiyub.

Kisah salah satu Kerajaan Lamuri yang dikenal sebagai salah satu titik Jalur Rempah Nusantara di masa lampau turut tercatat dalam karya sastra yang cukup populer karya Azhari Aiyub yang berjudul “Kura-kura Berjanggut”. Novel setebal 900-an halaman yang juga memenangkan penghargaan sastra prestisius di Indonesia, Kusala Sastra Khatulistiwa, memiliki latar penceritaan Kerajaan Lamuri pada abad 15-17.

Dalam novel yang terdiri dari tiga bagian ini, pembaca akan disuguhkan kisah-kisah fantastis tentang para pelayar Zeeland, diplomat Usmani, pemeluk keyakinan pemuja Kerang, intrik-intrik kongsi dagang, petualangan perompak di lautan, hingga beberapa hal yang terkait dengan komoditas dagang utama kerajaan ini: merica (lada).

Nurhady Sirimorok, seorang novelis dan juga esais, menulis kesannya ketika membaca novel ini yang menerutnya digerakkan oleh satu jenis rempah istimewa di Lamuri. “Dalam ‘Kura-Kura Berjanggut’, Kesultanan Lamuri terbentuk menjadi negara, lalu mengalami pasang-surut, kemudian bangkit lagi menjadi kerajaan besar, semua karena merica. Lamuri adalah negeri merica. Maka, menguasai istana Lamuri sama dengan menguasai perdagangan merica yang tumbuh di kawasan pedalamannya, Lembah Lamuri. Dengan merica sebagai lokomotif, Azhari leluasa menjelaskan apa yang terjadi ketika kapitalisme perdagangan komoditas internasional hadir di satu negara.”

Hal ini pun menjadi salah satu bukti bahwa kisah dari titik rempah Nusantara memiliki potensi dan nilai sejarah, mampu bertautan dengan banyak medium seni kontemporer, dan pada hari ini kita dapat melihatnya dari sudut pandang lain, selain romantisme.

Inilah sebuah video persembahan Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh yang akan membawa kita mengenal kebudayaan dan peninggalan bersejarah di Aceh, serta melihat langsung pertunjukan teatrikal yang diadaptasi dari sepenggal kisah dalam novel ‘Kura-Kura Berjanggut’ karya Azhari Aiyub ini.

Bagikan:

Konten Jalur Rempah

Artikel

Foto

Video

Publikasi

Audio

Audio