Pengaruh Majapahit dalam Batik Bakaran Khas Pati

admin

14 April 2021

Batik Bakaran menggunakan pewarna alami.

Batik Bakaran cenderung berwarna gelap, seperti warna cokelat dan hitam.

Beberapa contoh motif batik Bakaran.

Beberapa contoh motif batik Bakaran.

Semua proses pembuatan batik Bakaran dilakukan secara manual.

Tidak hanya terkenal dengan kulinernya, yakni nasi gandul dan kepala ikan manyung, Kabupaten Pati juga memiliki warisan budaya yang telah menjadi ciri khas, yaitu batik Bakaran. Batik khas Bumi Mina Tani ini berasal dari pesisir utara Jawa, tepatnya di Desa Bakaran, Kecamatan Juawana, Kabupaten Pati.

Desa Bakaran diperkenalkan dengan seni batik tulis oleh kalangan Kerajaan Majapahit pada masa akhir abad ke-14, terutama oleh pembuat seragam prajurit, Nyi Banoewati. Motif batik yang diajarkan oleh Nyi Banoewati adalah motif batik Majapahit, di antaranya: sekar jagat, padas gempal, magel ati, dan limaran. Selain itu, Nyi Banoewati juga menciptakan motif khusus bernama motif gandrung yang terinspirasi dari pertemuan dengan kekasihnya, Joko Pakuwon, di Tiras Pandelikan. Batik Bakaran didominasi oleh warna hitam dan cokelat, dengan corak motif batik Tengahan dan batik Pesisir.

Motif batik Tengahan adalah motif yang diturunkan dari Kerajaan Majapahit, sedangkan motif batik Pesisir sebab secara geografis letak wilayah Desa Bakaran terdapat di daerah pesisir. Pada masa lampau, batik Bakaran menjadi komoditas perdagangan antarpulau melalui Pelabuhan Juwana dan menjadi tren pakaian para pejabat Kawedanan Juwana. Saat ini, 17 motif batik Bakaran sudah dipatenkan oleh Ditjen HAKI sebagi motif batik milik Pati. Ke-17 motif itu semuanya adalah motif klasik, di antaranya: motif blebak kopik, rawan, kopi pecah, truntum, gringsing, dan limaran.

Bagikan:

Konten Jalur Rempah

Artikel

Foto

Video

Publikasi

Audio

Audio