Suku Badui/Urang Kanekes: Melestarikan Jalan Hidup di Zaman Modern

admin

14 Juli 2021

Urang Kanekes pada acara Seba Baduy

Dua orang ibu Badui Luar sedang berjalan menelusuri jalan penuh kerikil

Pakaian wanita Suku Badui Luar dengan kain mitif batik berwarna biru

Jembatan akar Badui

Desa Kanekes

alat pintal tradisional Urang Kanekes

Penenun tradisional Urang Kanekes

Wanita suku Badui Luar sedang bertenun untuk membuat kain

Kriya khas Urang Kanekes

Sebutan "Badui" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat yang bermukim di pedalaman Provinsi Banten. Para peneliti Belanda kemungkinan menyamakan mereka dengan suku Arab Badawi, atau yang lebih dikenal dengan nama “Bedouin.” Kata “Baduy” kemungkinan berasal dari kata “Bedouin,” tapi sumber lain mengatakan kalau nama mereka berasal dari nama sungai setempat.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, penulisan yang tepat adalah "Badui" dan bukan "Baduy". Meskipun begitu, mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo. Orang Kanekes memiliki hubungan sejarah dengan orang Sunda. Penampilan fisik dan bahasa mereka mirip dengan orang-orang Sunda pada umumnya. Satu-satunya perbedaan adalah kepercayaan dan cara hidup mereka.

Orang Kanekes menutup diri dari pengaruh dunia luar dan secara ketat menjaga cara hidup mereka yang tradisional, sedangkan orang Sunda lebih terbuka kepada pengaruh asing dan mayoritas memeluk Islam.

 

_________

Sumber gambar:

Dinas Pariwisata Provinsi Banten

Nandoanando/Wikimedia Commons

RaiyaniM/Wikimedia Commons

Emjeha/Wikimedia Commons

Paul Hessels/Wikimedia Commons

Irhanz/Wikimedia Commons

Yudhistira2000/Wikimedia Commons

RaiyaniM/Wikimedia Commons

Fitri Penyalai/Wikimedia Commons

Bagikan:

Konten Jalur Rempah

Artikel

Foto

Video

Publikasi

Audio

Audio