Jejak Jalur Rempah Sumatera Utara: Merawat Ingatan, Melestarikan Kebudayaan

admin

14 Juni 2021

Sumatera Utara menjadi salah satu daerah yang pernah dikatakan sebagai miniatur Indonesia karena memiliki banyak suku, agama dan budaya yang beragam, dan saling hidup berdampingan. Keberagaman di wilayah ini hari ini tidak muncul begitu saja, melainkan memiliki sejarah panjang yang juga berkaitan dengan perdagangan rempah masa lampau.

Rempah-rempah telah membawa Sumatera Utara dikenal dan didatangi oleh banyak pedagang dan penjelajah dari bangsa lain. Beberapa pedagang baik dari pulau lain di Nusantara maupun dari bangsa asing bahkan menetap dan melahirkan keturunan di wilayah ini.

Keberadaan rempah di Sumatera Utara dapat kita runut sejak masa awal agrikultur, bagaimana beberapa sistem penanaman baik yang dicanangkan oleh penguasa setempat maupun dilakukan secara individu oleh masyarakat perlahan menjadi salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi beberapa daerah. Agrikultur awal di wilayah ini sendiri dimulai pada 6000 BP atas pollen dari pembukaan hutan kecil-kecilan. Beberapa di antaranya dilakukan di Pea Sim Sim, di Situs Pea Pijajap, di Situs Tao Sipinggan, serta di Pea Bullok. Aktivitas bercocok tanam membawa pengaruh penting bagi perdagangan terutama Barus dan sekitarnya.

Pada awal Tarikh Masehi, kapur barus dan benzoin adalah dua produk primadona di Asia Tenggara di mana keduanya merupakan hasil bumi Sumatera Utara. Kapur Barus sendiri bahkan telah tercatat dalam kitab Ramayana dan Jataka sebagai obat penyakit mulut. Dalam kitab Ramayana diceritakan, ketika Rama menceritakan India Selatan, pada musim hujan pohon-pohon kapur barus tidak tumbuh di India. Kapur Barus adalah tumbuhan Nusantara yang disebut ‘karpura’ di India.

Sumatera Utara juga memiliki berbagai hasil bumi rempah lainnya. Tome Pires memperkirakan bahwa hasil panen merica Pasai mencapai sekitar 8.000 hingga 10.000 bahar per tahun. Merica sendiri menjadi salah satu hasil bumi yang banyak dibudidayakan di Sumatera Utara pada masa itu. Hal ini menyebabkan munculnya hubungan ekonomi yang erat antara Sumatera dengan Malaka.

Selain itu, keberadaan Aceh sebagai persimpangan yang menghubungkan penjualan rempah-rempah ke Asia Barat dan impor barang-barang dari Asia Barat ke Indonesia, mendorong Sumatera Utara semakin dikenal dunia, terutama ketika Aceh mulai mendapatkan dukungan dari Turki.

Seperti apa kisah menarik mengenai peran Sumatera Utara dalam Jalur Rempah dan apa saja bukti-bukti peninggalan sejarah yang masih ada? Simak dalam diskusi daring berikut ini untuk mengetahui selengkapnya.

Selamat menggali informasi Sobat Nusa!

Bagikan:

Konten Jalur Rempah

Artikel

Foto

Video

Publikasi

Audio

Audio