Menggali Jejak Jalur Rempah Bandar Aceh Darussalam

admin

2 April 2021

Aceh pernah mengalami era kejayaan dan membuatnya tercatat dalam peta perdagangan global. Pada abad ke-16, titik Jalur Rempah Nusantara ini dikenal sebagai suatu daerah yang kerap disinggahi berbagai kapal dari tiap penjuru mata angin. Pada era ini, Pelabuhan Aceh Darussalam menggantikan Pelabuhan Malaka yang ditaklukan Portugis pada tahun 1511 yang menyebabkan pusat perdagangan, terutama rempah, pada akhirnya berpindah.

Awal abad ke-17, Kesultanan Aceh yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah, yang menyatukan Sultan Darud Donya dan Darul Kamal, adalah negara terkaya, terkuat, dan termakmur di kawasan Selat Malaka. Pada hari ini, kota perdagangan legendaris itu telah berubah nama menjadi Banda Aceh.

Pascatragedi gempa dan tsunami pada 2004 yang menelan ratusan ribu jiwa, beberapa situs sejarah di Aceh porak poranda tersapu air dan goncangan. Meskipun begitu, saksi kejayaan Aceh Darussalam masih dapat kita saksikan melalui jejak permukinan kuno yang berada di Hutan Bakau, saksi bisu jejak sejarah Jalur Rempah di Aceh yang berupa situs dan makam kuno. Daerah ini diyakini sebagai lokasi terpadat pada masa kejayaan perdagangan rempah Nusantara.

Seberapa besar hiruk pikuk perdagangan rempah masa lampau di Aceh serta bagaimana peran Kesultanan Aceh pada masa itu? Saksikan selengkapnya dalam video Mengukir Kembali Jejak Rempah Bandar Aceh Darussalam karya komunitas Film Aceh Bergerak yang difasilitasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh dan Direktorat Pemanfaatan dan Pengembangan Budaya Kemdikbud.

Bagikan:

Konten Jalur Rempah

Artikel

Foto

Video

Publikasi

Audio

Audio