Artikel

Menilik Budaya Bahari di Tengah Masyarakat Suku Bajo

admin| 11 Juni 2022

Buton, 11 Juni 2022 - Memasuki hari kedua di titik singgah Baubau dan Buton (09/06/2022), Laskar Rempah menuju Desa Bajo Bahari, Buton, untuk menyaksikan adat istiadat dan merasakan kehangatan interaksi dengan Suku Bajo. Di desa tersebut, peserta berdialog langsung dengan warga asli Bajo terkait budaya bahari yang diturunkan oleh nenek moyang sejak masa lampau dan masih lestari hingga sekarang. Di atas perairan Buton  inilah, peserta bisa melihat perkampungan orang-orang Bajo yang terapung di lepas laut.  

Selain memiliki sejarah yang panjang tentang Jalur Rempah, Buton juga dikenal terkait dengan suku Bajo. Bajo adalah bangsa pengelana lautan yang turut meramaikan perniagaan laut Nusantara, berpindah dari satu titik ke titik lainnya di perairan Nusantara, bertahan dengan mengembangkan budaya bahari dan maritim yang terus berkesinambungan.  

Tokoh Adat Desa Bajo Bahari, Si Muswar mengatakan bahwa Suku Bajo sejak dulu terkenal sebagai pengembara laut. "Nenek moyang Suku Bajo menggantungkan hidupnya di laut, bahkan dulu ketika belum punya rumah, mereka tinggal di atas perahu sope," ujarnya.  

Seiring dengan perkembangan zaman, mereka mulai membangun rumah-rumah panggung sebagai tempat tinggal di atas permukaan laut dan menetap di kawasan ini. Meski kini arsitektur rumah sudah lebih modern, tetapi masih  ada beberapa rumah asli dari Suku Bajo yang bisa dilihat di desa ini. Sebagian rumah di Desa Bajo Bahari Buton menggunakan kayu bakau yang menancap ke dalam dasar laut sebagai material tiang penopang rumah.  

Si Muswar mengatakan bahwa Suku Bajo bermata pencaharian sebagai nelayan dengan perahu yang dibuat sendiri oleh mereka. Berbekal ilmu melaut yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang Suku Bajo, mereka bisa melaut menyeberangi pulau-pulau besar dengan hasil pencaharian utama, yakni ikan laut. Meski  begitu, mereka melaut tidak menentu sebab menyesuaikan dengan cuaca kala itu.  

Setelah satu setengah jam berkeliling di Desa Bajo Bahari, Laskar Rempah Jawa Timur Dhimas Rudy Hartanto berharap bahwa Suku Bajo bisa tetap lestari di Indonesia. “Merekalah suku yang mewariskan ilmu-ilmu melaut dan perkapalan dari nenek moyang kita. Ilmu-ilmu perkapalan tersebut bisa diturunkan ke generasi mendatang sehingga bisa melahirkan pelaut-pelaut andal selanjutnya,” ujarnya.

 

Laman: jalurrempah.kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/jalurrempahri
Instagram: instagram.com/jalurrempahri
Facebook: facebook.com/jalurrempah
Youtube: JALUR REMPAH RI

Bagikan:

Artikel Populer

Pentingnya Kaum Muda Menapaki Jejak-jejak Rempah di Nusantara

9 Juni 2022

Perbedaan Jalur dan Jaringan dalam Perdagangan Rempah

6 Desember 2020

Jejak Historis Pelabuhan Semarang dan Peran Penting dalam Lintasan Jalur Rempah

23 Juli 2021

Artikel Terbaru

Telusuri Kekayaan Historis dan Budaya Kepulauan Selayar, Muhibah Budaya Jalur Rempah Kembali Digelar

24 November 2023

Ajak Nelayan Jaga Keberlangsungan Laut, Kemendikbudristek Gelar Lomba Perahu Layar Tradisional

24 September 2023

Antusias 140 Nelayan Adu Cepat dalam Lomba Perahu Layar Tradisional dan Upaya Regenerasi ke Anak Cucu

24 September 2023

Artikel Terkait

...

Jejak Historis Pelabuhan Semarang dan Peran Penting dalam Lintasan Jalur Rempah

admin

23 Juli 2021

...

Pesona dan Kisah Rempah-rempah di Negeri Laskar Pelangi

admin

22 Desember 2020

...

Perlanja Sira, Aktor Penting Perdagangan di Pesisir Timur Sumatra Utara

Multazam

26 Januari 2023