Banda Naira: Bandar Rempah di Timur Nusantara
Banda Naira: Bandar Rempah di Timur Nusantara
Muhamad Iko Kersapati¹, Firman Faturohman², Bimasyah Sihite³, Heri Purwanto⁴
muhamad.iko@sci.ui.ac.id
Abstrak
Berbagai catatan bangsa Eropa mendeskripsikan Kepulauan Banda sebagai tempat termasyhur akan produksi pala dan fuli. Namun demikian, diibaratkan dua sisi mata uang, buah surgawi ini seperti berkah yang turut membawa petaka bagi masyarakat Banda. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi narasi sejarah perdagangan rempah, kolonialisme, hingga tragedi pembantaian di Kepulauan Banda dalam lingkup ilmu sejarah yang dipadukan dengan pendekatan arkeologis dan geografis. Hal ini bertujuan untuk menggali lebih dalam dan menguatkan posisi penting Kepulauan Banda dalam lingkup Jalur Rempah. Data yang digunakan meliputi arsip, hasil wawancara, buku, majalah, koran serta peta kuno dan citra satelit dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Pada bagian akhir juga diuraikan mengenai museum rempah sebagai rekomendasi dalam pengembangan pengelolaan tinggalan arkeologi berbasis kawasan di Kepulauan Banda.
Kata kunci: Warisan Budaya, Jalur Rempah, Kepulauan Banda, Pemetaan Sejarah.
Abstract
Various European records describe Banda Islands as a prominent place to produce nutmeg and mace. However, like two sides of a coin, this heavenly fruit was like a blessing which brought disaster for the Bandanese. The research aims to reconstruct the historical narration of the spice trade, colonialism, and the massacre tragedy in Banda Islands within the scope of history combined with archaeological and geographical approaches. It aims to dig deeper and strengthen the significant position of the Banda Islands in the scope of Spice Routes. The data used include archives, interview results, books, magazines, newspapers, and ancient maps and satellites with the Geographic Information System (GIS). In the final section, the spice museum is also elaborated as a recommendation in the development of the area-based archaeological remains management in the Banda Islands.
Keywords: Cultural Heritage, Spice Routes, Banda Islands, Historical Mapping.
_________
¹ Departemen Geografi, FMIPA, Universitas Indonesia
² Museum Bahari Jakarta
³ SMP Yapermas Jakarta Pusat
⁴ Program Studi Arkeologi Universitas Udayana
Editor: Moh. Atqa dan Doni Ahmadi
Sumber gambar: David Stanley/Wikimedia Commons
Konten ini dibuat oleh kontributor website Jalur Rempah.
Laman Kontributor merupakan platform dari website Jalur Rempah yang digagas khusus
untuk masyarakat luas untuk mengirimkan konten (berupa tulisan, foto, dan video) dan
membagikan pengalamannya tentang Jalur Rempah. Setiap konten dari kontributor adalah
tanggung jawab kontributor sepenuhnya.