
Sekilas Sejarah
Kapal Arka Kinari adalah sebuah kapal klasik berukuran 18 meter, dengan dua layar dan dilengkapi dengan panel surya. Hal ini yang membuat kapal milik dua musisi lintas benua, Grey Filastine (Amerika Serikat-Spanyol) dan Nova Ruth (Indonesia), berlayar menggunakan tenaga angin dan menjadikan perjalanan Arka Kinari bebas karbon.
Pada mulanya, kapal ini adalah sebuah kapal bernama Neptune I yang diluncurkan pada 1947 di Rostock, Jerman, dua tahun setelah perang dunia dua berakhir. Kapal bertiang satu ini selanjutnya berganti nama menjadi Mariosa dan difungsikan sebagai penangkap ikan, di mana badan kapal ini didesain khusus untuk bisa mencapai kemiringan yang cukup untuk mengambil jaring ikan lebih mudah.
Barulah di pelabuhan Rotterdam, salah satu pelabuhan terpenting di benua Eropa, Mariarosa kemudian berganti menjadi Arka Kinari. Nama ini sendiri diambil dari dua bahasa, taitu Arka (Latin) yang berarti menahan atau memertahankan, dan Kinari (Sansekerta) yang berarti musisi penjaga kehidupan.
Titik Pelayaran & Persinggahan
Pelayaran kapal ini merupakan kampanye krisis iklim dan kelestarian laut, juga sebagai proyek transaksi lintas budaya—di mana tim kapal akan rutin melakukan pertunjukan seni dan berkolaborasi dengan penduduk sekitar tempat di mana ia singgah. Sebuah perjalanan panjang Arka Kinari dari Samudra Pasifik menuju Indonesia untuk menyambangi beberapa titik jalur rempah nusantara. Dari mulai Sorong, Banda Naira, Selayar, Makassar, Benoa-Bali, hingga Surabaya.
Dalam proyek ini, tim kapal juga berkerja sama dengan Program Jalur Rempah dalam menyambangi peninggalan-peninggalan masa jaya jalur rempah dari mulai cagar budaya, hingga menampilkan warisan budaya tak benda, berkolaborasi dalam sebuah pertunjukan hasil lintas budaya serta melakukan edukasi ke generasi muda.
Pelayaran menuju kepulauan Jalur Rempah nusantara ini dimulai dari 2019. Arka Kinari berlayar dari Belanda, Portugal, Maroko, Pulau Canary, Tanjung Verde, Trinidad, Menyusuri laut Karibia di Venezuela, Laut Pasifik Amerika dan Meksiko, Hawai, hingga dijadwalkan tiba di Indonesia pada September 2020.
Sorong, Papua. 2 – 11 September 2020
Banda Neira, Maluku. 16 – 22 September 2020
Selayar, Sulawesi Selatan. 27 September – 3 October 2020
Makassar, Sulawesi Selatan. 5 -10 October 2020
Benoa, Bali. 20 – 31 October 2020
Surabaya, Jawa Timur. 1 – 7 November 2020