Artikel

Kembalinya Rempah-Rempah Tradisional pada Kehidupan Masyarakat di Masa Pandemi

admin| 5 April 2022

Jatuhnya kekuasaan Konstantinopel oleh Turki serta pengembargoan Eropa dari perdagangan rempah ternyata membawa pengaruh besar terhadap kondisi masyarakat di Nusantara. Hal tersebut menjadi motivasi utama kedatangan bangsa barat di Asia Tenggara untuk melakukan ekspedisi pencarian komoditas rempah-rempah di negara asalnya, yaitu Nusantara atau Timur Jauh. Pada masanya, Nusantara menjadi tempat tumbuh suburnya keanekaragaman hayati. Para leluhur terdahulu, bisa dengan mudah mengambil rempah di sekitar tanah mereka, kemudian memanfaatkannya menjadi berbagai olahan.

Kegiatan perdagangan dengan bangsa asing menyebabkan Nusantara terkenal sebagai penghasil rempah. Pala, lada, dan terutama cengkeh adalah komoditas yang bernilai tinggi lantaran memberikan bau dan rasa yang khas pada makanan. Aromanya menyebabkan para penjelajah dunia mencari keberadaannya di Indonesia. 

Beberapa rempah marak digunakan oleh masyarakat Indonesia, misalnya kunyit, jahe, dan kencur yang bisa tertanam di lokasi lahan sempit seperti pekarangan rumah. Selain itu, ada serai yang dibudidayakan di sela-sela tumbuhan lain, juga sejenis rerumputan yang membentuk gelombang besar. Berbeda dengan jintan dan biji ketumbar yang mempunyai bentuk kecil dan bulat sehingga penanamannya memerlukan waktu yang cukup lama dengan kelembapan yang terjaga. 

Orang-orang terdahulu dan masyarakat di sekitar telah membuktikan ada banyak perubahan yang dialami dengan adanya rempah-rempah. Keberagaman manfaat yang diperoleh dari rempah membuat nilainya sempat melebihi logam mulia, seperti emas pada masanya. 

Salah satu perubahan yang terjadi karena campuran khas rempah, yaitu cita rasa pada masakan. Kehadiran rempah-rempah tersebut membawa aroma dan rasa yang tidak pernah ada sebelumnya. Selain itu, rempah-rempah dianggap sangat berguna karena dapat menjadi pengawet alami makanan.

Banyak yang tidak bisa dipungkiri pada ciri khas orang terdahulu dengan segala keunikannya. Mereka berusaha mengolah bahan dasar alami rempah menjadi sebuah obat tradisional yang hasilnya memberikan pengaruh positif terhadap tubuh. Salah satu contoh yang dapat diambil, yaitu dari rempah kunyit. Sebagai pilihan rempah serbaguna, kunyit mengandung senyawa guna mengatasi serangan jantung hingga gangguan mental seperti depresi. 

Berbagai keuntungan yang didapat dari rempah itulah yang membuat nilainya tinggi. Sebuah hal yang menjadi lumrah di zaman kini, di waktu yang sama seketika hampir semua orang ikut berbondong-bondong membeli rempah, kemudian menjualnya dengan harga yang lebih mahal dari sebelumnya.

Hal ini tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi telah menyebar hingga menembus kancah internasional. Dengan demikian, menyebabkan adanya interaksi dagang antarruang dikarenakan memicu para penjual untuk menjual barang dagangannya di belahan dunia lain, seperti pertukaran pedagang di Benua Asia dan Benua Eropa. Barang dagangan yang merupakan hasil bumi umumnya lebih banyak berupa rempah-rempah yang berada di pedalaman. Komoditas tersebut diangkut dengan gerobak untuk dibawa ke pantai. Sesampainya di pantai, barang dagangan tersebut dipindahkan ke kapal yang siap memperdagangkan ke daerah lain. 

Perlu diketahui bahwa letak Indonesia yang strategis sangat menguntungkan kegiatan perdagangan dan pelayaran. Indonesia dengan kota-kota pelabuhannya telah menjadi penghubung dan tempat persinggahan. Pada saat singgah, para pedagang dalam negeri maupun luar negeri akan menggunakan kesempatannya untuk memperluas hubungan dagang dengan penduduk atau pedagang setempat. Bahkan, kesempatan tersebut juga digunakan untuk memperbaiki kapal yang rusak atau mengisi bahan perbekalan yang baru

Indonesia merupakan daerah yang memiliki kondisi alam dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Tiap daerah memiliki hasil bumi yang berbeda-beda. Dengan contoh, rempah-rempah yang diperdagangkan di Malaka telah sampai hingga ke Laut Tengah. Rempah-rempah ini dibawa oleh pedagang dari Jawa dan Maluku untuk sampai di Malaka. Selanjutnya, rempah-rempah ditukarkan dengan barang dagangan dari Eropa, seperti kristal dan senjata. Keanekaragaman kekayaan alam Indonesia berupa rempah-rempah itulah yang menjadi salah satu sebab berkembangnya perdagangan antarpulau hingga membuat bangsa-bangsa Eropa datang ke Indonesia. 

Rempah, Kesehatan, dan Pandemi Covid-19 

Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan bangsa Indonesia adalah cerminan dari adanya keberagaman kebudayaan Indonesia. Dahulu, masakan menjadi salah satu ciri khas tiap daerah. Masakan Indonesia secara umum kaya akan bumbu yang berasal dari rempah-rempah, seperti kunyit, kemiri, serai, dan cabai dengan teknik pengolahan berdasarkan pada tradisi adat setempat dan juga pengaruh perdagangan yang berasal dari bangsa Barat dan Timur Tengah. Contohnya ialah beras yang diolah menjadi nasi, bubur, ketupat, atau lontong yang digunakan sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia.

Dengan berkembangnya zaman, masakan rempah yang selama ini banyak dikonsumsi oleh berbagai kalangan menjadi semakin langka. Hal ini karena budaya lain yang masuk ke Indonesia sehingga mengakibatkan peralihan dari makanan olahan rumah menjadi olahan cepat saji yang umumnya tersedia secara instan. Padahal penelitian telah membuktikan bahwa sebenarnya olahan makanan cepat saji mengandung senyawa serta zat-zat kimia yang dapat mengancam kesehatan.

Seiring dengan mulai ditinggalkannya penggunaan rempah-rempah dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, akhir tahun 2019 terjadi sebuah pandemi dengan virus baru, yaitu pandemi Covid-19. Infeksi Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. 

Salah satu penyebab adanya virus Covid-19 ialah interaksi yang bersumber dari hewan tertentu. Kasus di Wuhan tersebut telah membuktikan bahwa virus Covid-19 bisa menyebar dari hewan ke manusia. Tidak hanya itu, penularannya juga bisa terjadi dari manusia ke manusia. Covid-19 menular melalui percikan dahak (droplet) dan menginfeksi saluran pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini dapat menyebabkan infeksi ringan, seperti flu dan sebagian lainnya menyebabkan infeksi pernapasan berat seperti pneumonia pada paru-paru. 

Di tengah kemunculannya, virus ini mendapat beragam respons yang muncul dari masyarakat Indonesia. Sebagian besar masyarakat berhati-hati dan langsung menerapkan pola hidup sehat. Namun, pada dasarnya tubuh manusia memang memiliki imun untuk melawan virus dan bakteri penyebab penyakit. Akan tetapi, sistem imun tubuh juga bisa menurun karena beberapa hal, antara lain kurang gizi, penuaan, penyakit, ataupun obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, para peneliti telah melakukan pengamatan yang menunjukkan hasil bahwa mengonsumsi makanan atau minuman bergizi merupakan salah satu cara untuk bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

Sebagian besar masyarakat Indonesia mengerti dan mematuhi protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Pandemi Covid-19 memang membuat aktivitas penduduk menjadi terhambat karena telah memaksa semua orang harus diam di rumah agar terhindar dari virus. Masyarakat Indonesia mulai menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan atau minuman bergizi sesuai anjuran dari praktisi kesehatan. 

Pada awal pandemi, makanan atau minuman yang mengandung banyak nutrisi menjadi barang langka akibat incaran masyarakat. Bahkan, sempat terjadi peristiwa panic buying atau penimbunan barang karena rasa panik di beberapa wilayah Indonesia. Pemerintah merespons dengan turun tangan melakukan kebijakan untuk mencegah aksi panic buying tersebut. Beberapa pakar kesehatan juga melakukan edukasi seputar cara meningkatkan imunitas tubuh. Salah satunya dengan mengonsumsi rempah-rempah karena beberapa kandungan zat di dalamnya dapat meningkatkan imun tubuh. 

Perlahan-lahan peristiwa panic buying mulai menurun seiring dengan masyarakat yang sudah mulai memanfaatkan kembali rempah-rempah, sebagai bahan obat herbal yang menjadi salah satu alternatif dan solusi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, BPOM Indonesia juga telah menyatakan bahwa meskipun banyak jenis obat herbal yang muncul, tidak semua dikategorikan dapat memelihara daya tahan tubuh. Hanya beberapa obat herbal yang telah terstandar saja, seperti jahe, kunyit, temu lawak, pala, dan beberapa rempah lainnya. 

Di tengah pandemi, jamu menjadi salah satu minuman yang memiliki peluang besar karena banyak masyarakat lokal yang membuat racikan jamu atau rempah-rempah untuk membantu meningkatkan imunitas tubuh. Jamu disajikan dengan berbagai jenis, mengingat Indonesia memiliki tanaman herbal dengan jumlah yang cukup banyak. Setiap daerah mempunyai jenis jamu yang berbeda, menyesuaikan dengan tanaman herbal yang tumbuh di daerahnya. Jamu merupakan salah satu minuman tradisional Indonesia yang bahannya berasal dari rempah-rempah. 

Jamu memang sudah eksis sejak zaman dahulu. Namun, beberapa tahun silam pesona rempah-rempah yang terdapat dalam minuman jamu sempat pudar di kalangan masyarakat Indonesia. Adanya pandemi membuat jamu kembali “naik daun”. Tren minum jamu tersebut juga digaungkan oleh Presiden Joko Widodo karena jamu mengandung rempah-rempah yang dianggap dapat meningkatkan imunitas tubuh. Rasa olahan rempah-rempah yang khas pun mudah diterima oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan usia.

Konsumsi rempah-rempah dalam bentuk jamu atau sebagainya bukan hanya semata-mata untuk mendapatkan daya tahan tubuh yang baik. Namun, jika dilihat dari sisi lain, rempah-rempah dalam olahan jamu tersebut mengingatkan kita kembali akan filosofinya. Rempah-rempah bukan hanya sebagai pengobatan di kala pandemi, tetapi juga sebagai salah satu cara untuk mempertahankan tradisi, warisan budaya, dan kearifan lokal bangsa Indonesia. 

 

 

_______

Naskah ini merupakan karya pemenang pilihan dalam Lomba Penulisan Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia 2021 kategori Pelajar. Naskah telah melewati proses penyuntingan untuk kepentingan publikasi di laman ini. 

_______

Penulis:  Dinda Dwi Rosalia 

Editor: Tiya S.

Sumber gambar: rostovtsevayu/freepik

Bagikan:

Artikel Populer

Pulau Makian: Produsen Cengkeh Terbesar di Kepulauan Rempah

19 Oktober 2020

Pelajaran Toleransi dari Batik Tiga Negeri

28 Februari 2022

Rempah dalam Praktik Pengobatan Tradisional Sulawesi Selatan: Tuturan Dua Sanro di Pangkajene dan Kepulauan

27 Desember 2021

Artikel Terbaru

Telusuri Kekayaan Historis dan Budaya Kepulauan Selayar, Muhibah Budaya Jalur Rempah Kembali Digelar

24 November 2023

Ajak Nelayan Jaga Keberlangsungan Laut, Kemendikbudristek Gelar Lomba Perahu Layar Tradisional

24 September 2023

Antusias 140 Nelayan Adu Cepat dalam Lomba Perahu Layar Tradisional dan Upaya Regenerasi ke Anak Cucu

24 September 2023

Artikel Terkait

...

Rempah dalam Praktik Pengobatan Tradisional Sulawesi Selatan: Tuturan Dua Sanro di Pangkajene dan Kepulauan

F Daus AR

27 Desember 2021

...

Laskar Rempah Pelajari Pelestarian Tenun dan Pentingnya Pohon Cendana

admin

26 Juni 2022

...

Buku Diplomasi Budaya Jalur Rempah: Upaya Meraih Pengakuan UNESCO

admin

27 September 2020